Pages

Rabu, Maret 14, 2018

Srikandi Buruh Itu Bernama Mirah Sumirat


   

                               Srikandi Buruh, Mirah Sumirat dalam sebuah agenda perburuhan(dokpri)
            

Tak banyak perempuan yang muncul di permukaan dalam aktifitasnya sebagai penggiat untuk menyuarakan keadilan di dunia ketenagakerjaan. Kita pernah mendengar nama Marsinah yang melegenda, seorang aktifis buruh pabrik jam yang meregang nyawa dan menjadi martir sebuah pergerakan kaum buruh di dekade 90an, tewasnya Marsinah menjadi catatan kelam betapa buruh harus berhadapan dengan maut dengan aktifitas yang di lakoninya.

Di zaman now, buruh terus menggeliat dan menyuarakan keresahannya, acapkali hak hak buruh terabaikan, dengan gaji standar UMP atau UMK, buruh berjibaku menghidupi keluarga, ancaman di PHK pun bukanlah isapan jempol, perjuangan buruh untuk mencecap hidup sejahtera seakan jauh di awang awang. Saya akan menuliskan kisah inspiratif dari seorang aktifis buruh yang saya kenal, bulan Maret lekat dengan peristiwa bernama “International Women’s Day” yang di peringati setiap tanggal 8 Maret. Boleh dong nulis tokoh buruh nih, yup sebuah pengalaman berinteraksi dengan aktifis buruh bernama Mirah Sumirat yang memiliki segudang keberanian untuk berjuang agar buruh perempuan bermartabat.

                            Terus berkarya agar buruh semakin cerdas, sejahtera dan bahagia(dokpri)


Mirah Sumirat saat ini adalah presiden ASPEK Indonesia yang merupakan federasi serikat pekerja di bidang sektor jasa dengan jumlah keanggotaan mencapai 100 ribu yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, selain itu Mirah Sumirat  SE menjabat sebagai presiden Union Network Asia Pasifik Women Committe periode 2015-2019, macan podium yang merupakan jebolan Universitas Islam 45 Bekasi, menggelorakan spirit agar buruh perempuan bermartabat namun tak pula melupakan kodratnya sebagai perempuan. Di setiap orasi yang di lakukan Mirah Sumirat tersirat sebuah makna bahwa buruh sejahtera adalah keniscayaan dan itu di lakukan dengan cara berserikat.

Hingga saat ini dari jumlah tenaga kerja yang berjumlah 67 jutaan, yang baru berserikat di angka kisaran 2 jutaan. Sosok Mirah Sumirat meski orator ulung yang menguasai podium namun dalam kesehariannya tetaplah seorang ibu yang begitu lembut terhadap keluarga dan juga tentunya buah hati tercinta. Memadukan kesibukan sebagai aktifis buruh dengan segudang kesibukan namun kehangatan keluarga tetaplah menjadi prioritas, memilah waktu antara kesibukan di dunia perburuhan dan tetap menjaga kehangatan keluarga adalah satu hal yang luar biasa.

Berkat tangan dingin Mirah Sumirat, kini ASPEK Indonesia menjelma menjadi sebuah organisasi pekerja yang dinamis dan terus mengembangkan ke anggotannya hingga menjangkau cakupan lebih luas dan penambahan anggota secara signifikan, tak pelak lagi di tangan srikandi buruh ini, ASPEK Indonesia yang mempunyai slogan, Bersatu, Berjuang, Sejahtera terus melakukan inovasi inovasi dan menjaga eksistensi.

Periode 2014 hingga saat ini, federasi ASPEK Indonesia di pimpin oleh seorang perempuan, di dunia perburuhan yang rata rata di dominasi kaum lelaki, sebuah nama hadir dan membawa angin segar bagi perkembangan federasi ASPEK Indonesia, beliau adalah Mirah Sumirat yang telah muncul sebagai perempuan penuh inspirasi yang terus berjuang meski rintangan terus menghadang, perempuan adalah sosok istimewa, keberaniannya, ketabahan dan juga dedikasi telah banyak di lakukan. Tak pelak lagi saya pun menuliskan kisah inspiratif ini agar menjadi bukti bahwa, selama ini perempuan yang seringkali di identikan sebagai makhluk lemah adalah sebuah kesalahan presepsi.

Maju terus perempuan Indonesia, akan ada jutaan perempuan Indonesia yang terus menginspirasi dan salah satu itu adalah Mirah Sumirat, presiden ASPEK Indonesia dan satu satunya perempuan yang pernah menjabat sebagai presiden di ASPEK Indonesia, semoga semakin banyak perempuan hebat di negeri ini untuk menyuarakan kebenaran dan keadilan tanpa rasa takut.

2 komentar:

  1. Keren ya Ibu Mirah Sumirat, tapi mana donk fotonya, hehe... Apapun jabatan seorang wanita memang seharusnyalah ia menjadi sosok yang lembut dan penuh kasih sayang dalam keluarganya.

    BalasHapus